Kalau kamu baca tulisan tentang dapet cuan dari saham, kamu akan tau kalau banyak cara buat dapet keuntungan dari saham. Salah satunya dengan dapet deviden. Apa itu deviden juga sudah dijelaskan di tulisan itu. Biar bener bisa dapet deviden, saya akan bahas cara analisanya.
1. Siapkan tabel untuk perbandingan
Hal yang dilakukan pertama kali adalah mempersiapkan tabel untuk melakukan perbandingan. Kalau duit kita tak terbatas, bisa beli semua saham. Masalahnya, saya yakin di dunia ini, sekaya-kayanya orang, pasti duitnya terbatas. Alasan lain, pasti mau invest di saham terbaik. Kalau mau dapet yang terbaik ya harus membandingkan.
Kolom yang harus disiapkan dalam tabel:
- Kode saham
Di Indonesia standarnya 4 karakter - Nama perusahaan
Kadang kamu gak hafal kode saham dan nama perusahaan, jadi ini untuk pengingat. - Total lembar saham yang diterbitkan
Kamu bisa cek web nya BEI. - Harga per lembar saham terkini
Kamu bisa dapet dari aplikasi trading. - Nilai total perusahaan
Cari yang terbaru, dilihat dari laporan keuangan - Nilai perusahaan per lembar saham
Dihitung dari nilai total perusahaan (kolom e) dibagi dengan total lembar saham yang diterbitkan (kolom c) - Harga saham (kolom d) dibandingkan dengan nilai perusahaan per lembar saham (kolom f)
- Deviden yang dibagikan untuk per lembar saham dalam setahun
Liat dari history tahun lalu. Kadang pembagian deviden dilakukan beberapa kali dalam setahun. Ini harus ditotal. Infonya bisa didapet dari web investasi atau aplikasi trading. - Persentase deviden (kolom h) terhadap harga saham (kolom d)
Paling enak, bikin beginian pakai Excel dan dikerjain di laptop.
2. Cari daftar saham di bidang yang dipahami
Sehari-hari, kamu melakukan apa? Misal kerjaanmu sering pergi keliling negeri, kamu akan punya gambaran tentang perusahaan yang bergerak dibidang pariwisata dan transportasi. Kalau kamu seorang programmer, kamu akan paham perusahaan-perusahaan yang usahanya di bidang teknologi.
Jangan beli saham yang usahanya gak kamu pahami. Ini sama aja kamu beli kucing dalam karung. Yang ada malah zonk.
3. Isi data pada tabel sesuai daftar saham yang kita miliki.
Nah, inilah bagian serunya: kumpulin data. Kerjain sendiri aja biar bisa menikmati prosesnya. Melakukan sendiri akan lebih bagus hasilnya dibandingin beli data, karena semua pasti valid dan sesuai kebutuhan kamu.
4. Analisa
Setelah semua kolom di tabel kamu isi, sekarang saatnya analisa. Lalu gimana cara analisanya?
- Prioritas: yield terbesar
Urutkan perusahaan yang kasih persentase deviden per lembar saham terbesar (kolom i). Prioritaskan ini.
- Amati history pembagian dividen
Lihat data 5 tahun terakhir
Perusahaan yang rutin bagi deviden dalam 5 tahun dan yieldnya stabil atau cenderung naik berarti usahanya berjalan dengan benar.
Kalau pembagian deviden yieldnya tidak konsisten, berarti ada sesuatu. Cek dulu, kalau alasannya logis (misal deviden berkurang karena bikin pabrik baru), boleh tetap dipertahankan dala nominasi.
Kalau dalam 5 tahun terakhir gak rutin bagi deviden, apalagi alaasan gak jelas, gak usah masuk nominasi. Coret aja.
- Yield harus diatas inflasi
Buat saya sederhana, saya pengen uang saya berkembang lebih cepat dari inflasi. Kalau devidennya kecil, mending masukin tabungan aja. Inflasi di Indonesia rata-rata 8%. Jadi, kalau saya, saham yang kasih deviden kurang dari 8% saya lewatkan dari nominasi.
- Pertimbangkan yield dengan mahal murahnya saham.
Oke, sekarang udah punya daftar nominasi saham yang mau dibeli. Lalu pilih yang mana? Kalau saya, pilih yang devidennya terbesar dulu. Ada hal lain yang bisa jadi pertimbangan: murah mahalnya harga saham.
Perhatikan kolom g. Kolom ini membandingkan harga saham dengan nilai perusahaan per lembar saham. Nilanya bisa dibawah 1 atau di atas 1.
Nilai 1 artinya impas. Harga saham sesuai dengan nilai persahaan.
Nilai dibawah 1 (nol koma) artinya saham itu murah. Karena harga sahamnya dibawah nilai perusahaan.
Nilai diatas 1 artinya saham itu mahal. Makin gede makin over price alias kemahalan.
Saham murah, bisa jadi pertimbangan selama yield nya di atas inflasi.
Saham mahal noleh dibeli juga selama yieldnya bagus banget.
Capek analisa? Mau data dari saya? Boleh... bayar ya... no free luch. Hehehe... Kirim pesan aja ke saya, sertakan kontaknya (email), nanti saya respon.
Bonus
Biasanya, kalau perusahaan rutin bagi deviden kan usahanya lancar. Biasanya juga harga sahamnya akan makin naik. Jadi aman lah buat simpenan.
