Waktu mau bikin tulisan ini, sebenernya mikir banget. Meskipun beberapa kali omongin ini sama temen, tetep aja bukan perkara mudah buat menuangkan ke bentuk tulisan. Apalagi di web ini, karena langsung terefleksi ke pengalaman pribadi.

Istilah aslinya aslinya adalah instant gratification dan delayed gratification. Karena saya suka bahasa indonesia, jadi saya sebutnya hasil seketika dan hasil tertunda.

Di zaman yang makin modern ini, banyak orang pengen dapet hasil seketika, saat itu juga. Salah? Gak juga. Tapi hasil seketika ini banyak bikin orang gak mau berproses. Dulu, kalau mau makan, paling kurang orang harus masak atau usaha ke rumah makan. Sekarang, tinggal ambil handphone pencet-pencet pakai jari, dan makanan datang ke rumah.

Dunia yang serba gampang, bikin orang lupa untuk berproses. Lupa kalau hal-hal lain mungkin gak semudah order makanan di gawai. Mau deketin cewek, maunya langsung jadian. Padahal Denny Caknan udah bilang kalau cinta itu gak kayak Instagram, yang diklik langsung dapet hati. Kerja baru 1 bulan udah bilang susah lalu nyerah. Padahal memang buat menguasai pekerjaan baru itu mungkin butuh berbulan-bulan buat adaptasi.

Saya ingat pernah baca satu cerita tentang penelitian terhadap anak-anak. Jadi ada sekelompok anak SD di belahan Barat dimasukkan ke ruangan, lalu di depan mejanya diberi coklat. Mereka lalu diberi penjelasan, mereka boleh ambil coklat di depan mereka, atau, mereka diamkan coklat itu, dan tunggu sampai entah kapan akan diberi hadiah lebih lagi.

Satu per satu anak-anak itu ada yang mengambil coklat. Ada yang langsung ambil, ada tunggu beberapa saat. Ada juga yang bertahan tidak ambil. Yang tidak ambil ini akhirnya diberi coklat lebih banyak.

Penelitian dilanjutkan sampai mereka dewasa. Mereka diamati terus sampai dewasa. Ternyata, anak-anak yang mau menunda kebahagiaannya menerima coklat demi dapat coklat yang lebih banyak, lebih sukses dimasa dewasanya.

Dengan kata lain, orang yang bisa bertahan untuk mendapatkan hasil yang tertunda, akan lebih sukses dalam hidup. Bahasa saya: menunda kenikmatan.

Tulisan ini sebenernya pengingat buat saya: tunda kenikmatan. Malas, lalu liat-liat adalah hasil seketika/instant gratication/kenikmatataan saat itu juga. Efeknya, kerjaan pasti jadi tertunda. Mestinya udah selesai, sekarang belum selesai. Hasil yang mestinya tertunda didapatkan setelah diperjuangkan beneran makin tertunda.

Ayok ah, semangat.